5 FAKTOR untuk memilih Hydraulic Torque Wrench



Saat ini banyak merek dari berbagai negara untuk Kunci Torsi Hydraulic yang beredar di pasar Indonesia, terus bagaimana menentukan pilihan berdasarkan spesifikasi teknis alat
Pada dasarnya alat tersebut menggunakan hukum fisika: P = F / A = Kg / cm  
Tekanan berbanding lurus dengan gaya, semakin besar tekanan akan semakin besar gayanya
Sedangkan gaya x jarak, munculah gaya torsi = Nm atau Ft.lbs (satuan yang umum digunakan)
karenanya:
5 Faktor untuk pemilihan alat didapat dari jawaban pertanyaan di bawah ini:
- Apakah real torsi yang dihasilkan alat tersebut benar? (sesuai target torsi yang diinginkan operator)
- Bagaimana "Accuracy" & "Repeatability" alat tersebut?
- Apakah mudah untuk pengoperasian alat tersebut? (Berat alat; besar tekanan mudah terbaca)
- Apakah alat jika pada posisi Off, secara otomatis posisi piston rod dalam posisi "retract" dan bagaimana dengan keselamatan kerja ?
- Apakah mudah untuk maintenace dan repair alat tsb
 Sebaiknya pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab jika memilih alat tersebut, kenapa ..?

1.Apakah real torsi yang dihasilkan alat tersebut benar?

Untuk menjamin hal itu, alat tersebut harus memiliki "sertifikat kalibrasi" yang diakui Internasional (ISO ..., dll), kalau hanya sertifikat kalibrasi dari pabrik, pastikan apakah laboratorium pabrik tersebut sudah terakreditasi dari lembaga akreditasi Internasional. Biasanya sertifikat akreditasi tersebut diinformasikan di brosur / catalog atau website (yang pasti pabrik berkeinginan customer mengetahuinya)
Note: Berdasarkan pengalaman di lapangan masih banyak teknisi / purchasing / owner kurang mempersyaratkan mutlak untuk keberadaan "sertifikat kalibrasi" pada penggunaan hydraulic torque wrench, hal itu sama saja dengan beli beras di pasar dan ditimbang menggunakan timbangan bodong, beli 10 kg dapatnya bisa 9, 5 kg ... ???, tentu kalau hal tersebut diterapkan di pengencangan baut akan sangat berbahahayaa.

Contoh sertifikat Akreditasi fasilitas kalibrasi torsi






Contoh Sertifikat Kalibrasi Alat











2.Accuracy & Repeatability

Pengencangan baut biasanya ada di buku panduan proyek atau standar baut dan sudah ditentukan untuk besar torsi, tipe lubrikasi, dll
Contoh: berdasarkan standar ASTM A193 Grade B7 Studs
Jadi besar tension suatu baut sudah tertentu dan pada prinsipnya di bawah "yeild point" material baut tersebut
Kesimpulan:
Menentukan besar torsi dari baut diperlukan data:
-Ukuran Dari diameter baut (Bolt)
-Material Baut (standar baut)
(Di lapangan saya sering menemukan teknisi membutuhkan Kunci Torsi Hydraulic dan untuk menentukan besar torsi yang mereka butuhkan mereka hanya berbekal ukuran diameter baut dan menuntut kami untuk mengetahui besar torsinya, untuk itu dikesempatan ini saya informasikan,   standar baut juga diperlukan ... Pak !! ! untuk mengetahui materialnya, karena tentu berbeda gaya yang   diperlukan untuk menarik dodol Garut dibanding dengan Uli ketan  J  )
Jika ada Suplier bisa menentukan besar torsi maksimal dengan berbekal data diameter baut saja, bapak harus menguatirkannya !!
Dan Accuracy alat bermanfaat terhadap kepresisian mencapai target torsi
Tentu semakin presisi semakin bagus
Dari dokumen sertifikat kalibrasi sebaiknya dichek apakah full scale atau set scale untuk hal ini PILIH yang menggunakan metode Set scale !!

Sedang untuk Repeatability adalah kemampuan alat untuk menghasilkan torsi yang sama untuk semua baut
Untuk Repeatability saya mengutip dari salah satu merek dimana dari spesifikasi teknisnya mereka memiliki Repeatability 100%, ini penjelasan mereka:

OUR PATENTED MONO-BODY HOUSING!
It is known that hydraulic torque wrenches have "Flex" in their housings. The reaction point (Reaction Arm)   transfers its holding force to the turning point (Square Drive) through the TOOL HOUSING. For the tool to  operate correctly, it must abut itself (react) against a solid point.  Once this is achieved, the tool can operate  properly and turn the Fastener through its piston movement and square drive rotation. This is a known fact!
The UNKNOWN is how much "slop" or "FLEX" or "TWIST" interferes with the internal mechanical
movement of the tool.  If the housing were to "FLEX on one Fastener 1/16" then the internal components would  have a specific "Binding Resistance." If on another Fastener, the housing has a "FLEX" of 1/8 ". .. of course, the  "Binding Resistance" would be greater. This means that the original torque setting will not "REPEAT" from   Fastener to Fastener. In other words ... each individual Fastener will have its own torque value. This is why it is  very crucial for housing deflection to be minimal in hydraulic torque wrenches for them to apply accurate and repeatable torque.

Another creative feature of the "Mono-Body" Housing is its ability to operate WITHOUT the reaction arm inpace. The operator can remove the reaction arm and react directly against the "Throat" or body of the tool without Damaging the splines. With other outdated hydraulic wrenches, the standar outer splines would be damaged if the arm was removed and the tool was used. Also, during daily operation and use, it is common to see operators handling the tools with the reaction arms removed. Should they drop a TorcUP TU Tool, the internal splines are well protected from damage. With other hydraulic wrenches, the splines would be damaged and the reaction arm would no longer engage properly.


Another benefit of the “Mono-Body” design is that is reduces the outer diameter of the reaction arm to the exact same width of the tool body. This allows for easier positioning of the tools in the restricted space applications. With previous designs, the reaction arm “hoop” area would be larger than the rear section of the tool housing. Why? Because it must engage OVER the splines of the housing...not within the housing. 
                                     Mono-Body (smaller width -right)



3.Kemudahan pengoperasian alat.

Dalam pemilihan alat pilih dari spesifikasi teknis alat yang pada akhirnya dapat mempermudah Operator dalam pengoperasian alat.
Contoh - contoh:
3.1.  Tabel konfersi dari tekanan ke torsi
Untuk mengatur besar torsi yang akan dihasilkan alat Operator harus mengeset besar tekanan dengan memutar pressure rilief di hydraulic power unit dan besar tekanan yang dihasilkan hydraulic power unit tersebut akan menghasilkan gaya torsi pada alat
Untuk itu pabrik menyediakan (memberikan) tabel konfersi dari besaran tekanan (biasanya dalam satuan Bar atau Psi) menjadi besaran torsi (biasanya dalam satuan Nm atau Ft / lbs)
Jadi dalam bekerja Operator harus berbekal tabel tersebut (pada umumnya berupa lembaran kertas) tapi ada salah satu merek yang menggrafir tabel konfersi tersebut di alatnya.
Kelihatannya sederhana tapi bagaimana jika tabel (dalam lembaran kertas) tersebut hilang atau ketinggalan, tentu Operator 100% tidak bisa mengoperasikan alat tsb.

Jadi tetu saja pilih alat yang memiliki tabel konfersi tekanan ke torsi yang sudah di grafir di alatnya.

Foto: tabel di grafir di alat:








3.2.  Merubah  operasi alat dari pengencangan baut ke buka baut
Dari merek-merek yang ada di pasar ada perbedaan cara merubah alat dari operasi pengencangan ke membuka baut, dari hal ini pilihlah alat yang memudahkan kerja Operator, sebagai gambaran saya ambilkan contoh hal tsb dari perbedaan cara merubah drive, berikut penjelasan mereka:

-Melepas Drive


Catatan: penulis pernah menjumpai dilapangan, untuk teknik yang harus melepas drive, 
operatornya pernah  menjatuhkan Retainernya (diameter relatif kecil-lihat gambar diatas) saat melepas Drive. dan bola bearing di retainernya berantakan ketika jatuh, wah ... pucat muka operatornya.



-Untuk produk lainnya HANYA dengan mendorong Drive kearah sebaliknya, berikut penjelasannya:











3.3.  Kemampuan gerak "Swivel"
Yang menghubungkan twin hose dengan alat disebut Swivel dan biasanya Swivel dapat bergerak sehingga twin hose yang sudah tersambung dengan alat tidak menjadi penghalang (sebetulnya kata penghalang kurang pas yang pas adalah "nyerimpeti" / bahasa Jawa) ketika alat bermanufer menuju baut target.
Pada umumnya ada 2 model Swivel dari produk-produk yang ada di pasar:

1.Swivel model 360 0 x180 0  
   dan Koneksi model Thread
Gerakan:
pada sumbu X dapat bergerak 360 drajat
pada sumbu Y dapat bergerak 180 drajat











2.Swivel model 360 0 X360 0
   dan Koneksi model Quick connect coupling

Gerakan: 
pada sumbu X dapat bergerak 360 drajat
pada sumbu Y dapat bergerak 360 drajat












Dari data model Swivel tersebut silahkan pilih model Swivel mana yang dianggap mempermudah kerja Operator tetapi pada prinsipnya semakin bebas   arah gerak Swivel akan lebih bagus (twin hose tidak "nyerimpeti" alat ketika digerakkan oleh Operator)









3.4.  Systim koneksi Swivel
Pilih model "Quick connect coupling" dari pada model "Thread"
Model quick connect coupling cara kerjanya hanya tinggal colok lalu bunyi klik, koneksi sudah akan terpasang dengan aman berbeda dengan yang model thread, ulir sambungan harus dikencangkan (diputar) dan model ini berdasarkan pengalaman memiliki kekurangan yaitu kadang-kadang proses penyambungan kurang pas (not fully engaged), akibatnya ketika alat di "on" kan tidak ada gerakan dan sering kejadian ini diperkirakan terjadi kerusakan di alat, kekurangan kedua karena takut bocor operator pemula mengencangkan ulir terlalu kuat.

4 .Mudah dan murah untuk perbaikan dan perawatan

5.Never Lock Drive Pawl

Tidak ada komentar: